Untuk postingku yang ke-51 ini atau sebenarnya jika diurutkan dari tulisan-tulisan di bukuku adalah yang ke-25 aku sengaja memberi tajuk (saatnya terhenti), mungkin kalian bertanya-tanya mengapa hal ini aku lakukan.
Hal ini memang sengaja aku lakukan karena aku merasa tak selayaknya aku publikasikan tulisan yang ke-15 ini, tersebab sebenarnya tulisanku yang satu ini berisi ungkapan kekesalan dan kegeramanku kepada seorang sahabat yang melupakanku dalam keterpurukanku dan kini ia telah tiada selamanya.
Jikapun aku publikasikan akan membuatku tersiksa oleh perasaan menyesal dan bersalah. Setelah sekian lama aku simpan semua kenangan dalam kalbuku, hingga anganku pun tertuju pada takdir kelam itu. Ya, takdir kelam, legam. Aku tak kuasa mengungkap kegetiran yang kurasa, tak sanggup menguak kengiluan luka di dada.
Untuk sahabatku, selamat jalan. Takkan pernah aku melupakan saat-saat indah bersamamu :(.
Hal ini memang sengaja aku lakukan karena aku merasa tak selayaknya aku publikasikan tulisan yang ke-15 ini, tersebab sebenarnya tulisanku yang satu ini berisi ungkapan kekesalan dan kegeramanku kepada seorang sahabat yang melupakanku dalam keterpurukanku dan kini ia telah tiada selamanya.
Jikapun aku publikasikan akan membuatku tersiksa oleh perasaan menyesal dan bersalah. Setelah sekian lama aku simpan semua kenangan dalam kalbuku, hingga anganku pun tertuju pada takdir kelam itu. Ya, takdir kelam, legam. Aku tak kuasa mengungkap kegetiran yang kurasa, tak sanggup menguak kengiluan luka di dada.
Untuk sahabatku, selamat jalan. Takkan pernah aku melupakan saat-saat indah bersamamu :(.