MEMORI 27 MEI 2006
Apa yang kau rasa saat ini
Setelah kau lahir kembali
Usai terbunuh di usia yang belum senja
Oleh goyangan badan yang memabukkan
Goyangan tubuhmu memabukkan benar
Hingga membuat kami terkapar
Tak sedikit kami terlempar
Masuki sunyi bumi yang menghamparTanpa lagu kau berderu
Membawa tangis dengan bengis
Seperti ombak yang terus berontak
Tak berkata namun berteriak
Coba dengarlah kawan
Kami disini tak sendirian
Ditemani hantu-hantu yang beterbangan
Melayang menuju peraduanCoba menghampiri jasad yang mati
Namun tak mampu tuk kembali
Bagai asap ingin memeluk api
Belum didapati malah pergi
Sesaat angin lebat bersahabat dengan malam pekat
Para penghuni ungsikan diri
Ingin berhangat mereka merapat tapi tak juga mata lekat
Tersebab nurani masih berlariBerhari tanpa pendar
Berharap bulan menatap nanar
Saat alam tak bisa berkawan
Bencanapun tak mampu tuk dilawan
Ho… ho… saat itu tanah memerah
Serupa darah ia memerah
“Memang itu darah!”
Ujarku dengan asa yang punah“Samakah rasa satu dengan yang lain kala itu?”
Tanyaku dalam hati
Lalu kujawab sendiri
“Tentulah tidak. Ada yang marah ada pula yang haru”
Kawan negeri ini hanya mati suri
Setelah bergema Tahlil dan Yassin kau kembali
Saat mayat-mayat tak lagi sekarat
Usai para pelawat memberi amplop tanpa suratNegeri ini hidup kembali
Dengan kenangan yang tersimpan
Entah kapan pasti terungkap lagi
Kenangan berpindah tangan
Kawan negeri ini hanya mati suri
Diri inipun jadi saksi
Gempa yang terjadi 27 Mei
Tak pernah terbayang ini kan terjadi
Tangerang, 29 Agustus 2007
Catatan ini aku tulis ketika aku tengah terdampar di Tangerang tepatnya di Kec. Larangan
Aku tak tahu mengapa ketika aku jauh dari kampung halaman dan keluarga tercinta aku teringat tragedi yang memilukan kala itu. Bumi bergetar, menyapu bersih sebagian besar bangunan yang angkuh berdiri dengan congkaknya. Juga saudara-saudara kita yang sejatinya lemah dan tak mampu bertolak dari kuasa Illahi..