Akhirnya semua akan tiba pada suatu ketika
dimana sudah aku tahu sebelumnya
Kembali seperti biasa, seperti semula
Kita berjalan pada satu jalan setapak yang sama
Bukan untuk beriringan, namun saling memunggungi
Tanpa tatap muka, tanpa saling sapa
Sayang, kita sering belajar bagaimana saling menguatkan
Saling menyayangi, saling mencintai
Ah.. barangkali..
Tapi ada satu hal yang ternyata tak pernah kita pelajari
Sama sekali..
Adalah bagaimana caranya saling melupakan
Bahkan hanya sekadar membelakangi..
Sial! aku begitu bodoh tentang hal ini
Ada senja yang seringkali aku nikmati seorang diri
Ada bintang yang kau saksikan kala kerinduan datang
Pernah aku berpikir untuk menyatukan keduanya
Mungkin saja aku sudah gila, mana mungkin bisa!
Pengorbanan ini sayang, tak perlu kau kuatirkan
Sebab, air mata tak selalu tentang kesedihan
Dan aku, tak mau berbicara tentang itu sayang
Ini tentang kebahagiaan, tentang cara melupakan
Tentang perasaan yang tak mampu diterjemahkan
Kabut tipis mulai hilang perlahan di kejauhan
Berganti embun yang aku harap membawa senyum
Ah sepagi inikah aku harus bergelut pada kerinduan?
Jangan, tak sepantasnya aku demikian
Dulu, aku pernah merasa kehilangan dirimu
Sekarang, semua itu tak akan pernah terjadi
Tersebab, sejatinya kau telah tinggal di hati ini
Namamu sayang, tak pernah hilang di setiap doaku yang sumbang
Saat aku cium sajadah berdebu, di sujud rakaat terakhirku
Angin basah pagi ini serasa kian dingin saja
Sedingin lampu-lampu jalanan yang perlahan mulai padam
Teruntukmu yang terkagum, jangan lupa senyum
:)
Klaten, 18 Januari 2015