Antara Malam Hujan dan Dewi Gadis Pujaan |
Pemuda itu, tersudut di bawah atap kedai tak berlampu. Duduk menggigil sambil menyalakan lintingan tembakau yang sengaja ia matikan sore tadi untuk malam ini. Di depan dan sekeliling, hujan menerjang-terjang. Lawa-lawa yang biasanya mengitar dan menggelepar tak lagi menemani, malam ini. Tak tahu seberapa ukuran deras hujan kali ini, dia tak peduli. Karena pikirannya terbang, dalam angan menuju dekapan si Dewi. Gadis pujaan, tapi itu dulu. Entah sekarang masih gadis atau sudah tak perawan yang pasti dia terlukis dalam album kenangan.
Dingin kian menggila, tak ada tembakau penghangat tersisa. "Ah, sungguh aku menikmati perjalanan ini!" pria itu bergumam sendiri dengan sorot mata yang memerah. "Andai saja Dewi ada disini, pasti sudah kepuaskan birahi ini, biar hangat semuanya. Hahahahaha, mimpi!!!! Sial!!! Bahkan setan-setanpun memakiku yang kaku dan berdebu".
Antara Malam Hujan dan Dewi Gadis Pujaan