Sajak Rerindu 2
________
Setanpun bersorai menyaksikanku yang terkulai
Gelak iblis menyiksa nurani dengan bengis
Aroma kelukaan kian meraja diantara kesesatan batin yang menggila
Aku memang tengah terjatuh kini
Pemahamanku mulai melemah-lengah
Semua terjadi begitu saja, hanya sekejap
Hanya karna kepalsuan pikir
(kali ini aku kalah dan menyerah untuk mengikuti faham:
Biarkan semua mengalir bagai air)
Ah, persetan pikiranku!
Aku butuh kau di sandingku, aku merindu anggun lakuanmu
Aku gubah sajak rerinduku hanya untukmu
Untuk imajiku
Untuk anganku
Untuk inspirasiku
Untuk perempuanku
Untukmu yang biasa kucumbu dalam kalbu
Hanya bayang-bayang tanpa pengakuan
Diamlah kalian dalam muramku!
Tutup mulut kalian dalam kebisuanku
Klaten, 8 Mei 2010
________
Setanpun bersorai menyaksikanku yang terkulai
Gelak iblis menyiksa nurani dengan bengis
Aroma kelukaan kian meraja diantara kesesatan batin yang menggila
Aku memang tengah terjatuh kini
Pemahamanku mulai melemah-lengah
Semua terjadi begitu saja, hanya sekejap
Hanya karna kepalsuan pikir
(kali ini aku kalah dan menyerah untuk mengikuti faham:
Biarkan semua mengalir bagai air)
Ah, persetan pikiranku!
Aku butuh kau di sandingku, aku merindu anggun lakuanmu
Aku gubah sajak rerinduku hanya untukmu
Untuk imajiku
Untuk anganku
Untuk inspirasiku
Untuk perempuanku
Untukmu yang biasa kucumbu dalam kalbu
Hanya bayang-bayang tanpa pengakuan
Diamlah kalian dalam muramku!
Tutup mulut kalian dalam kebisuanku
Klaten, 8 Mei 2010